Bila mendengar cerita para penulis
hebat, rasanya ingin cepat hebat seperti Mereka. Terkenal dan menikmati
royalty buku yang luar biasa. Belum lagi bila meminta mereka untuk
menjadi pembicara. Harus jauh-jauh hari memintanya. Ditambah lagi honor
pembicara yg sudah terkenal akan jauh berbeda dengan yang belum. Mereka
biasanya sudah memiliki manajemen yang baik dan profesional.
Menjadi seorang penulis ada suka dan
dukanya. Buat anda yang masih pemula dalam dunia kepenulisan nikmati
saja prosesnya. Tidak mudah menjadi seorang penulis. Perlu perjuangan
ekstra untuk bisa eksis. Bahkan harus sedikit narsis agar orang tahu
kalau kita adalah seorang penulis,
Kebanyakan para penulis pemula ingin cepat sukses dan terkenal. Mereka
lupa bahwa untuk bisa menjadi penulis terkenal harus ada karya tulis
yang mencerahkan untuk orang banyak. Para pembaca menyukai tulisannya,
dan berbondong-bondong pergi ke toko buku untuk membelinya.
Suka duka menjadi penulis pemula sebenarnya banyak sekali. Salah satu
yang terasa adalah bila naskah buku ditolak oleh penerbit. Bagi mereka
yang mengalaminya, pasti mereka akan kecewa. Namun bila kita menyadari
bahwa karya tulis yang dituliskan mengalami banyak kelemahan, maka kita
akan segera introspeksi dan memperbaiki naskahnya. Seperti yang saya
alami sendiri, ketika naskah ditolak oleh penerbit. Saya segera membaca
ulang karya tulis saya, dan meminta beberapa teman yang sehati untuk
mengoreksi tulisan saya.
Alhamdulillah setelah proses
metamorfosis akhirnya tulisan itu mencapai bentuknya dan kembali saya
tawarkan ke penerbit lainnya. Setelah menunggu beberapa lama, barulah
ada kabar baik kalau naskah buku saya diterbitkan.
Kegembiraan seorang penulis adalah
ketika karya tulisnya diterbitkan tanpa biaya. Artinya karya tulis
terbit tanpa keluar satu sen pun dari kantong penulis. Untuk bisa
seperti itu tentu karena karya tulis kita memiliki nilai jual di mata
penerbit.
Setelah buku diterbitkan, masih ada
tugas lagi bagi seorang penulis pemula. Dia harus ikut memasarkan dan
mempublikasikan buku-buku yang dituliskannya. Tidak menyerahkan
bulat-bulat kepada penerbit untuk memasarkannya. Sementara kita sebagai
penulis pemula cuma berleha-leha menunggu hasilnya.
Itu sama saja mimpi di siang bolong.
Itu sama saja mimpi di siang bolong.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar